Jumat, 11 Mei 2012

Gereja: sebuah komunitas kasih

Kolose 1:1-8

Salam
1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita,
1:2 kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu.

Ucapan syukur dan doa
1:3 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,
1:4 karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
1:5 oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,
1:6 yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.
1:7 Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia.
1:8 Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.

RENUNGAN

Sifat apakah yang harus menonjol di dalam gereja? Gereja tercipta karena pengurbanan Kristus yang menyelamatkan umat manusia. Gereja bukan diciptakan oleh manusia, tetapi oleh Kristus. Yesus Kristus adalah Kepala gereja (Kol. 1:18). Para pekerja atau pelayan yang bertugas di gereja dipilih oleh Kristus, contohnya Rasul Paulus (1). Kemudian dilanjutkan sampai kepada pendeta dan para pemimpin lainnya. Para anggotanya disebut sebagai orang beriman dengan sapaan saudara-saudara dalam Kristus. Gereja juga bertugas memberitakan Injil keselamatan dalam Kristus, serta pengharapan yang tersimpan di dalam surga (5). Termasuk bagian yang penting yaitu memberitakan keadilan dan damai-sejahtera berdasarkan kasih yang diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari (6).

Kolose 1:1-8 memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kasih persaudaraan yang diwujudnyatakan dalam keseharian mereka. Kasih persaudaraan itu dapat terlihat dalam diri Paulus yang telah menuliskan surat gembala pada jemaat Kolose. Sebagai seorang rasul Kristus yang mengasihi jemaat, mengirimkan surat gembala untuk membina jemaat adalah suatu tindakan yang baik dan penuh kasih. Paulus tidak tinggal diam ketika ia mengetahui ada persoalan yang terjadi di dalam jemaat tersebut. Dengan penuh kasih Paulus, menyapa, mengajar, menegur dan mengarahkan jemaat menuju pertumbuhan rohani yang lebih baik. Kehidupan jemaat Kolose, walaupun ada kekurangan di sana-sini, juga telah menunjukkan sikap yang saling mengasihi di antara anggota jemaat. Sikap mereka itu rupanya cukup berkesan sehingga menjadi topik pelaporan Epafras kepada Paulus.

Hubungan kasih yang terjalin di antara para pelayan firman dengan jemaat ini menjadi penting untuk kita refleksikan bagi kehidupan gereja di masa sekarang. Sudahkah kita membangun hubungan yang demikian di dalam kehidupan gereja kita sekarang? Sebab tanpa itu, peran kita sebagai tubuh Kristus di dunia akan kurang bahkan tidak terasa bagi orang lain.


0 komentar:

Posting Komentar